Hujan Aneh Sepanjang Sejarah
Pada 1578, tikus kuning besar berjatuhan dari langit di atas Bergen, Norwegia.
Pada Januari 1877, prestisius ilmuwan Amerika mencatat adanya hujan ular yang ukurannya mencapai 20 inci di Memphis, Tennessee.
Pada Februari 1877, serpihan benda berwarna kuning berjatuhan di Penchloch, Jerman. Benda tersebut dilaporkan memiliki ukuran tebal, beraroma dan melesat seperti anak panah, bijih kopi serta bulatan cakram.
Pada Desember 1974, hujan telur rebus terjadi selama beberapa hari pada sebuah sekolah dasar di Berkshire, Inggris.
Pada 1969, hujan darah dan daging terjadi di sebagian besar wilayah Brasil.
Pada 1989, boneka kayu dengan kepala terbakar atau terpotong jatuh dari langit di atas kota Las Pilas, Cantabria.
Pada 2007, hujan anak katak terjadi di Alicante, Spanyol dan hujan laba-laba turun di Cerro San Bernardo, Salta, Argentina. Seorang pembaca Epoch Times telah mengambil foto dari peristiwa tersebut.
Pada 31 Juli 2008, hujan darah (laporan yang telah ditetapkan berdasarkan analisa laboratorium) di kota Choco, Kolumbia.
Hujan Ikan di Australia
Sebuah laporan Northern Territory News telah memberikan bukti bahwa makanan yang jatuh dari langit lebih dari sekedar legenda. Dilaporkan bahwa pada 25 dan 26 Februari, hujan ikan terjadi di Lajamanu, Australia, 200 mil dari pantai.
Ikan tersebut yang diyakini sebagai jenis ikan kecil putih bernama Spangled Perch, yang umumnya terdapat di Australia bagian utara. Menurut Balmer, ikan itu masih hidup ketika berjatuhan.
Beberapa penduduk dari Lajamanu, Maningrida dan Hermannsburg telah mengungkapkan pengalaman mereka tentang hujan ikan tersebut kepada Northern Trreitory News. Salah satu dari mereka mengatakan, ketika ia masih kanak-kanak, sejumlah temannya pergi memancing di sebuah oval (lapangan sepak bola Australia) saat terjadi hujan ikan.
Penduduk desa Yoro, Honduras, telah terbiasa mempersiapkan wadah seperti ember dan baskom untuk menadah hujan ikan yang turun dari langit setiap tahun antara bulan Mei dan Juli.
Meskipun tidak ada kasus lain sebagai siklus dan terjadi berulang-ulang seperti di Yoro, hujan hewan air, amfibi dan lainnya yang lebih aneh telah terjadi di wilayah lain.
Ilmuwan AS, Charles Fort (1874-1932) selama bertahun-tahun mempelajari terjadinya hujan aneh. Ia mengumpulkan sekitar 60.000 kliping dari surat kabar, majalah serta sumber lain tentang sejumlah kejadian luar biasa. Sepanjang karirnya, Fort berhasil mencatat berbagai fenomena hujan seperti hujan koin, ular, perangko China kuno, darah, katak, serangga, kapas, minyak dan zat cair.
Staf senior Biro Meteorologi Australia, Ashley Patterson seperti dikutip Northern Territory News, mencoba menjelaskan terjadinya hujan ikan di Australia. Teorinya tidak jauh berbeda dari sejumlah ilmuwan yang meyakini bahwa ikan kemungkinan disedot ke awan oleh twister, waterspout atau tornado, yang dibawa oleh awan, kemudian jatuh seperti hujan.
“Kencangnya gulungan angin ke udara, [ikan dan air dapat ditarik] hingga 60.000 atau 70.000 kaki,” ujar Petterson. “Atau [hal itu] kemungkinan terjadi akibat tornado pada perairan---namun kami belum memiliki laporan,”
Akan tetapi, sebagian besar kasus, teori ini nampaknya tidak menjelaskan mengapa hanya hewan atau benda tertentu yang jatuh dari langit. Mengapa arus angin mampu mengangkat benda seperti katak dari sebuah danau tanpa menyertakan air, lumpur, ganggang maupun spesies lain dari ekosistem yang sama?
Penjelasan tersebut menjadi kurang masuk akal ketika seperti dalam kasus hujan ikan di Australia, di dekat area itu tidak ditemukan danau, laut maupun sungai dan tidak pula terjadi badai maupun tornado yang tercatat pada saat atau selama beberapa hari sebelumnya.
Sebagian juga mencoba menjelaskan sebagai hujan buatan manusia dari sebuah pesawat tanpa sepengetahuan siapapun.
Dalam banyak kasus, orang-orang cenderung menghubungkan fenomena tersebut akibat eksperimen makhluk asing atau dimensi persimpangan, di mana kejadian itu tiba-tiba muncul maupun lenyap dari langit. Dalam beberapa kasus, fenomena ini telah di sangakal.
Hingga kini, hujan material itu sudah tidak diragukan lagi, karena peristiwa ini telah tercatat dalam sejumlah dokumen seperti Alkitab serta dalam tulisan-tulisan Mesir kuno.
Apakah ini penyedot air yang selektif? Apakah merupakan fenomena cuaca yang dapat dijelaskan secara sempurna? Apakah ini merupakan isyarat para Dewa? Apapun masalahnya, pada masa mendatang bila langit nampak gelap sebaiknya anda berhati-hati; mungkin saja hal tersebut bukan hujan air. (eonardo VintiƱi & Stephanie Lam/EpochTimes/sua)
0 komentar:
Posting Komentar